“Kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan.”
Baca juga: LAPAN Ternyata Diam-Diam Pernah Merancang Pesawat Tempur Generasi Ke-5
Sahabat Rohimakumulloh, itulah isi dari firman Allah SWT dalam AL Qur’an yang menggambarkan tentang manfaat dari madu yang dihasilkan oleh lebah, hewan kecil namun mampu menghasilkan obat bagi yang meminumnya, dalam ayat ini Allah SWT memberi pelajaran bagi orang-orang yang memikirkannya. Lebah merupakan gambaran bagi orang-orang yang memiliki manfaat bagi lingkungannya, begitu juga orang-orang yang menularkan ilmu yang dimilikinya. Dunia kedokteran mengenal nama Abu Bakar Muhammad bin Zakariya Ar Rozi, seorang ilmuwan muslim yang menularkan banyak ilmu yang ia miliki sehingga dijuluki sebagai pelopor kedokteran modern. Beliau lahir pada tahun 251 H/846 di Royy (Rayy), Persia. Orang Eropa biasa memanggil beliau dengan sebutan Razhes. Beliau juga sering dijuluki sebagai “Galen”-nya Arab. Galen adalah nama seorang dokter dan filosof dari Yunani yang sangat terkenal. Ar Rozi juga mempelajari ilmu filsafat, kimia, matematika, dan kesusatraan sejak muda.
Sahabat Rohimakumulloh, itulah isi dari firman Allah SWT dalam AL Qur’an yang menggambarkan tentang manfaat dari madu yang dihasilkan oleh lebah, hewan kecil namun mampu menghasilkan obat bagi yang meminumnya, dalam ayat ini Allah SWT memberi pelajaran bagi orang-orang yang memikirkannya. Lebah merupakan gambaran bagi orang-orang yang memiliki manfaat bagi lingkungannya, begitu juga orang-orang yang menularkan ilmu yang dimilikinya. Dunia kedokteran mengenal nama Abu Bakar Muhammad bin Zakariya Ar Rozi, seorang ilmuwan muslim yang menularkan banyak ilmu yang ia miliki sehingga dijuluki sebagai pelopor kedokteran modern. Beliau lahir pada tahun 251 H/846 di Royy (Rayy), Persia. Orang Eropa biasa memanggil beliau dengan sebutan Razhes. Beliau juga sering dijuluki sebagai “Galen”-nya Arab. Galen adalah nama seorang dokter dan filosof dari Yunani yang sangat terkenal. Ar Rozi juga mempelajari ilmu filsafat, kimia, matematika, dan kesusatraan sejak muda.
Dalam bidang kedokteran, beliau berguru kepada Hunayn bin
Ishaq di Baghdad. Sekembalinya dari Baghdad, beliau dipercaya untuk memimpin
sebuah rumah sakit di Royy. Selanjutnya, beliau juga memimpin Rumah Sakit
Muqtadari di Baghdad. Kala itu, Baghdad dikenal sebagai kota dengan puncak
keemasan intelektual yang kala itu menjadi pusat pemerintahaan kekhalifahan
Abbasiyah. Ar Rozi memberikan informasi tentang small pox (penyakit cacar),
penyakit paling berbahaya pada zaman itu. Ar Rozi juga menulis sejumlah karya.
Salah satunya adalah kitab “Al Judari wa Al Hasbah”
(Cacar dan Campak). Kitab ini memberikan pengetahuaan tentang seluk-beluk
penyakit cacar kepada dokter Eropa.
Baca juga; Utang Adalah Gaya Baru Yang Digunakan Untuk Menjajah
Baca juga; Utang Adalah Gaya Baru Yang Digunakan Untuk Menjajah
Baca juga: Rapatkanlah Kakimu Ketika Sholat
Selain memperkenalkan penyakit cacar, Ar Rozi juga
melakukan pengobatan khas dengan pemanasan syaraf dan menganggap penting
pengobatan kepala pening. Selain itu, ia juga diduga sebagai dokter pertama
yang mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi. Selama hidupnya, Ar Rozi
mengarang sekitar 200 kitab ilmiah, diantarannya adalah kitab “Al Hawi” (Buku Induk) yang terdiri dari 20 jilid, Al
Hawi dianggap sebagai karya terbesar Ar Rozi. Buku ini juga dianggap intisari
ilmu Yunani, Syria dan Arab. Karya Ar Rozi tersebut tersimpan di berbagai
tempat di Eropa, keunggulan karya Ar Rozi kalangan kristen Eropa menaruh
simpati.
Setelah peristiwa perang Salib, raja-raja di
Eropa memerintahkan agar semua karya Ar Rozi diterjemahkan dalam bahasa latin,
yang merupakan bahasa resmi ilmu pengetahuan Eropa pada masa itu, hal inilah
yang membuat sebagian besar orang yang hidup di zaman ini mengira bahwa ilmu
kedokteran berasal dari Eropa, padalah mereka hanya menerjemahkan saja. Kitab
karya Ar Rozi lainnya adalah ensiklopedi kedokteran yang terdiri dari 10 jilid.
Baca juga: KISAH NYATA: KRI IRIAN VS 20 KAPAL DESTROYER AS
Baca juga: KISAH NYATA: KRI IRIAN VS 20 KAPAL DESTROYER AS
Hingga abad 12 M, Kitab Al Hawi masih dijadikan pegangan
dasar mahasiswa kedokteran di sejumlah universitas Eropa. Lewat Kitab Al Hawi,
orang Eropa mulai mengetahui kebesaran nama Ar Rozi, seorang dokter muslim.
Selain karya di atas, Ar Rozi juga menghasilkan beberapa karya, seperti Al Thibbur Ruhani (Pengobatan Rohani), Sirrul Asror (Rahasia Segala Rahasia), Nafis Fi Hisbah wal Judari (Pengobatan Campak dan
Cacar), dan Man La Yahdhuruhu Ath Thabib
(Pengobatan Alternatif Ketika Tidak Ada Dokter).
Kitab Sirrul Asror adalah sebuah kitab yang berisi
sejumlah percobaan kimia yang pernah dilakukan Ar Rozi. Sedangkan Kitab Man La
Yahdhuruhu Ath Thabib adalah sebuah buku pengobatan untuk orang-orang yang
tidak mampu. Dalam buku tersebut, Ar Rozi menyarankan jenis pengobatan
alternatif, yaitu pengobatan dengan memakai obat-obatan yang berasal dari alam.
Setiap tulisan Ar Rozi adalah hasil rangkuman dari sejumlah teori kedokteran
yang telah dicoba keabsahannya dan kebenarannya lewat eksperimen. Memasuki usia
senja, Ar Rozi terserang penyakit katarak hingga kedua matanya buta, beliau
wafat pada tahun 313 H/925 M di kota kelahirannya. Pengabdian dan kejeniusan Ar
Rozi diakui dunia barat hingga kini. Ia pun disebut sebagai tokoh perintis ilmu
kedokteran terbesar dari dunia Islam.
Baca juga: Organisasi-organisasi Rahasia Yahudi Yang Sangat Berbahaya
Baca juga: Konspirasi Yahudi Menyusup ke Indonesia
Baca juga: Organisasi-organisasi Rahasia Yahudi Yang Sangat Berbahaya
Baca juga: Konspirasi Yahudi Menyusup ke Indonesia
Sahabat Rohimakumulloh, Allah SWT berfirman ”Dan jikalau Kami jadikan Al Qur’an itu suatu bacaan dalam
bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan “Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya?” Apakah (patut Al Qur’an) dalam bahasa asing sedangkan (Rasul
adalah orang) Arab? Katakanlah “Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penyembuh
(penawar) bagi orang-orang mu’min. Dan orang-orang yang tidak beriman pada
telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Qur’an itu sesuatu kegelapan bagi
mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang yang dipanggil dari tempat yang jauh”.
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa Al Qur’an
merupakan penyembuh bagi orang-orang mu’min, Al Qur’an merupakan rujukan dari
ilmu segala ilmu, terlebih lagi kesehatan dan kedokteran.
Bahkan di dalam Islam banyak ibadah yang berkaitan
langsung dengan ilmu kesehatan, Rasulullah Muhammad SAW bersabda “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai
dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah SWT.”
(HR. Muslim).
Dalam hadist lain diriwayatkan, dari Ibnu Abbas RA.
Beliau berkata Nabi Muhammad SAW bersabda “Dua
kenikmatan yang dapat memperdaya manusia adalah sehat dan waktu luang.”
(HR. Al Bukhori).
Maka dari itu, mari kita berusaha memanfaatkan waktu
luang dan kesehatan yang kita miliki untuk berjuang di jalan Allah SWT dengan
mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW, seperti yang dilakukan para ilmuwan
dan dokter Muslim terdahulu.
Wallohua’lambishshowab.
Baca juga:10 Cara Sukses Dalam Islam