Cerita ini berdasarkan kisah yang dialami oleh Letkol
Laut KH (Purn.) Edi Wahyono.
Disaat telah habisnya masa tugas yang dijalani oleh KRI Irian beserta para kru awak kapalnya setelah melakukan tugas perbaikan rutin kapal di galangan kapal Admiralty, Vladivostok, Russia. KRI Irian adalah kapal penjelajah jenis Sverdlov bernomor lambung 201 kapal ini yang menjadikan AL Indonesia adalah Angkatan Laut yang terkuat di bumi bagian selatan dan kapal inilah yang memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, tak heran kalau kapal ini dijuluki SI MOSTER LAUT. Sebelum perjalanan pulang kembali ke Indonesia, hampir seluruh kru awak kapal membicarakan keinginanya untuk berlabuh di Jepang dan itu sudah menjadi rahasia umum para kru awak kapal oleh karena itu Jepang dijuluki surganya para pelaut , padahal tidak ada dalam rencana perjalanan KRI Irian untuk berlabuh di Jepang.
Tapi apesnya rencana itu hanya menjadi sebuah hayalan para kru awak kapal saia karena KRI Irian dikawal oleh beberapa kapal destroyer Angkatan Laut Soviet hingga melewati perbatasan perairan Jepang. Hal itu maklum jika dilakukan oleh Angkatan Laut Uni Soviet karena ingin melindungi kerahasiaan kecanggihan kapal KRI Irian, secara kecanggihan KRI Irian adalah kapal yang sangat canggih pada saat dahulu sehingga banyak para sekutu Amerika Serikat yang ingin mengintip dan Jepang adalah salahsatu sekutu AS.
Baca juga: Isi Hati Anak Papua Untuk Saudara Sesama Papua.
Setelah lepas dari pengawalan beberapa kapal destroyer milik Angkatan Laut Uni Soviet, sang kapten KRI Irian memutuskan untuk berlabuh di Filipina untuk melepas lelah dan penat sebentar. Seperti biasanya pelaut, disana para awak bertemu oleh para pelaut-pelaut dari berbagai negara salah satunya adalah para pelaut AS yang dengan sombongnya menunjukkan foto KRI Irian yang diambil dari salah satu helikopter AS, dan spontan awak KRI Irian tidak mau kalah dengan menunjukan beberapa foto helikopter AS yang tadi digunakan untuk mengambil foto KRI Irian dari udara sambil mengatakan “ Tidak aneh jika kamu bisa memotret kapal kami karena kapal kami berukuran sangat besar, tetapi beda dengan kami karena kami bisa memotret helikopter kalian yang berukuran kecil”.
Mereka spontan langsung tertunduk malu karena kapal mereka kalah jauh dengan kecanggihan sistem kamera yang digunakan untuk mata-mata yang dimiliki oleh KRI Irian. (Mereka bertiga adalah seorang pilot Angkatan Laut AS). Setelah bertukar foto mereka langsung masuk ke bar.
Disaat telah habisnya masa tugas yang dijalani oleh KRI Irian beserta para kru awak kapalnya setelah melakukan tugas perbaikan rutin kapal di galangan kapal Admiralty, Vladivostok, Russia. KRI Irian adalah kapal penjelajah jenis Sverdlov bernomor lambung 201 kapal ini yang menjadikan AL Indonesia adalah Angkatan Laut yang terkuat di bumi bagian selatan dan kapal inilah yang memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, tak heran kalau kapal ini dijuluki SI MOSTER LAUT. Sebelum perjalanan pulang kembali ke Indonesia, hampir seluruh kru awak kapal membicarakan keinginanya untuk berlabuh di Jepang dan itu sudah menjadi rahasia umum para kru awak kapal oleh karena itu Jepang dijuluki surganya para pelaut , padahal tidak ada dalam rencana perjalanan KRI Irian untuk berlabuh di Jepang.
Tapi apesnya rencana itu hanya menjadi sebuah hayalan para kru awak kapal saia karena KRI Irian dikawal oleh beberapa kapal destroyer Angkatan Laut Soviet hingga melewati perbatasan perairan Jepang. Hal itu maklum jika dilakukan oleh Angkatan Laut Uni Soviet karena ingin melindungi kerahasiaan kecanggihan kapal KRI Irian, secara kecanggihan KRI Irian adalah kapal yang sangat canggih pada saat dahulu sehingga banyak para sekutu Amerika Serikat yang ingin mengintip dan Jepang adalah salahsatu sekutu AS.
Baca juga: Isi Hati Anak Papua Untuk Saudara Sesama Papua.
Setelah lepas dari pengawalan beberapa kapal destroyer milik Angkatan Laut Uni Soviet, sang kapten KRI Irian memutuskan untuk berlabuh di Filipina untuk melepas lelah dan penat sebentar. Seperti biasanya pelaut, disana para awak bertemu oleh para pelaut-pelaut dari berbagai negara salah satunya adalah para pelaut AS yang dengan sombongnya menunjukkan foto KRI Irian yang diambil dari salah satu helikopter AS, dan spontan awak KRI Irian tidak mau kalah dengan menunjukan beberapa foto helikopter AS yang tadi digunakan untuk mengambil foto KRI Irian dari udara sambil mengatakan “ Tidak aneh jika kamu bisa memotret kapal kami karena kapal kami berukuran sangat besar, tetapi beda dengan kami karena kami bisa memotret helikopter kalian yang berukuran kecil”.
Mereka spontan langsung tertunduk malu karena kapal mereka kalah jauh dengan kecanggihan sistem kamera yang digunakan untuk mata-mata yang dimiliki oleh KRI Irian. (Mereka bertiga adalah seorang pilot Angkatan Laut AS). Setelah bertukar foto mereka langsung masuk ke bar.
Tidak lama bersandar di Filipina, KRI Irian segera
melanjutkan lagi perjalanan untuk pulang ke Indonesia. Di perairan
Internasional dari kejauhan terlihat iring-iringan kapal destroyer AS, semakin
lama semakin jelas iring-iringan kapal destroyer (perusak)
AS yang berjumah sekitar 20 kapal meskipun berukuran lebih kecil dari
KRI Irian. Walaupun saat itu Indonesia tidak memiliki permasalahan dengan AS
tapi karena AS adalah sekutu Belanda, maka Amerika bukanlah sahabat Indonesia,
jadi kemungkinan untuk kontak senjata dengan kapal-kapal destroyer AS itu cukup
besar. Di perairan Internasional ada hukum laut yang mengatakan bahwa kapal
yang ukurannya lebih kecil harus mengalah kepada kapal yang berukuran lebih
besar.
Baca juga: LAPAN Ternyata Diam-Diam Pernah Merancang Pesawat Tempur Generasi Ke-5
Baca juga: LAPAN Ternyata Diam-Diam Pernah Merancang Pesawat Tempur Generasi Ke-5
Tapi kapal-kapal destroyer AS itu bersikap provokatif,
mereka dalam formasi tempur dan seolah-olah tidak ingin memberi jalan kepada
KRI Irian. Sang kapten kapal memerintahkan segera kepada para awak KRI Irian
untuk siaga di setiap turret dan di pos persenjataannya masing-masing. Dalam
kondisi seperti itu KRI Irian pasti akan kalah jika harus berperang dengan 20
kapal destroyer AS sendirian , tapi kekalahan KRI Irian juga akan harus dibayar
mahal oleh Angkatan Laut AS, karena akan banyak juga kapal mereka yang
tenggelam. Mereka berlagak seperti cross boy, dengan manuver zig-zag
mengemudikan kapalnya, satu-dua kapal destroyer AS lewat, dengan ujung meriam
KRI Irian mengikutinya.
Baca juga: INDONESIA, AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU
Baca juga: Kekayaan Natuna Yang Membuat Cina Tergiur Untuk Menguasainya
Edi Wahyono yang saat itu menjadi perwira KRI Irian tak
sengaja melihat salah satu tentara Angkatan Laut AS yang berkulit hitam sedang
berdiri di geladak kapal destroyer AS untuk mengamati KRI Irian. Sang perwira berpikir bahwa sang orang itu seperti salah satu anak buahnya yang berasal dari
Ambon, karena seluruh Angkatan Laut di dunia memakai seragam yang sama yaitu
baju putih celana putih. Munculah ide keisengan sang kapten KRI Irian dengan
memanggil salah satu anak buahnya yang mirip sekali dengan seorang pelaut AS itu
dengan berkata “Hei, lihat, dia seperti saudara
kembarmu” lalu berdirilah anak buah itu di geladak kapak KRI Irian dan
dia melambaikan tangannya kearah sang pelaut AS yang dikatakan mirip dengannya
sambil tertawa, dengan spontan pelaut AS itu membalas aksi lambaian tangan pelaut
Ambon KRI Irian dengan juga melambaikan tangannya. Aksi lambaian tangan kedua
pelaut yang mirip dan yang berbeda negara itu membuat suasana yang tadinya
tegang menjadi cair karena aksi saling lambai-melambaikan tangan itu menular ke
beberapa awak kapal ke dua belah pihak.
Munculah pemikiran yang terlintas di benak pikiran sang kapten KRI Irian bahwa sesungguhnya Prajurit Angkatan Laut AS pun memiliki ketakutan yang sama, bahkan bisa jadi Prajurit Angkatan Laut AS lebih takut daripada awak KRI Irian karena satu saja letusan kecil akan membuat kontak senjata yang begitu dahsyatnya.
Baca juga; Utang Adalah Gaya Baru Yang Digunakan Untuk Menjajah
Baca juga: INDONESIA, AKU MASIH TETAP MENCINTAIMU
Baca juga: Kekayaan Natuna Yang Membuat Cina Tergiur Untuk Menguasainya
Munculah pemikiran yang terlintas di benak pikiran sang kapten KRI Irian bahwa sesungguhnya Prajurit Angkatan Laut AS pun memiliki ketakutan yang sama, bahkan bisa jadi Prajurit Angkatan Laut AS lebih takut daripada awak KRI Irian karena satu saja letusan kecil akan membuat kontak senjata yang begitu dahsyatnya.
Baca juga; Utang Adalah Gaya Baru Yang Digunakan Untuk Menjajah
JALESVEVA JAYA MAHE
KRI Irian kapal perang Indonesia berukuran raksasa pada masa pemerintahan Presiden Soekarno
ReplyDeletekobarkan semangat pertempuran !
ReplyDeletejalesveva jaya mahe.
Saya suka membaca dan mencari tahu informasi seputar KRI Irian
ReplyDelete