Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Hanafi Rais, mendesak Pemerintah menyikapi kabar penurunan dan pelarangan pengibaran bendera Merah Putih di Dusun Yakyu, Kampung Rawa Biru, Merauke, Papua oleh tentara Papua Nugini."Itu harus diberi tindakan tegas oleh TNI karena itu wilayah kedaulatan kita," kata Hanafi kepada wartawan di kompleks Parlemen di Jakarta pada Jumat, 14 Agustus 2015. Hanafi meminta TNI dan Pemerintah melakukan pemantauan ke lokasi. Harus dipastikan kabar yang menyebutkan bahwa militer Papua Nugini melarang pengibaran bendera Merah Putih dengan alasan wilayah itu berada di perbatasan kedua negara. Legislator PAN itu memastikan wilayah tersebut adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Tidak boleh ada wilayah kita diintevensi negara lain, apalagi militer negara lain," Hanafi menegaskan. Ia meminta penyelidikan dilakukan dengan cermat.
Soalnya kabar itu bisa saja menjadi bagian dari provokasi dari kelompok yang tidak bertanggungjawab sehingga hubungan kedua negara menjadi tidak baik."Bisa jadi itu provokasi. Harus disikapi proporsional, kalau eskalasinya kecil harus disikapi dengan tindakan dari TNI yang proporsional. Supaya kita tidak terpancing provokasi," katanya. Mendengar hal itu Panglima TNI telah memerintahkan para prajuritnya untuk berjaga-jaga di Kampung Rawa Biru, Merauke, Papua untuk mengatasi upaya provokasi yang lebih lanjut dari tentara Papua Nugini. Para prajurit TNI yang berjaga di sana langsung mendirikan pos penjagaan di Kampung Rawa Biru, Merauke, Papua.
Papuan Nugini akhir-akhir ini juga sering berulah mulai dari seringnya memasuki wilayah Republik Indonesia semaunya sendiri hingga pembakaran kapal nelayan merauke yang dilakuakan oleh tentaranya dengan alasan memasuki wilayahnya padahal posisi para nelayan itu masih berada di wilayah Republik Indonesia. Serta kejadian saat itu ketika rombongan pesawat yang ditumpangi oleh PM O'neill terbang memasuki wilayah Republik Indonesia, mengetahui hal itu prajurit TNI yang saat itu memergokinya langsung menembaki pesawat tersebut. Dan anehnya keesokannya malah PM O'neill mengirim nota protes kepada Presiden SBY saat itu dan menarik diplomatnya dari Jakarta sebagai aksi protes tentang penembakan pesawatnya, sungguh aneh sekali. Indonesia sebagai negara besar dan berdaulat seharusnya memiliki sikap tegas terhadap Papuan Nugini tentang permasalahan-permasalahan kedaulatan tersebut agar negara itu tidak semena-mena dan meremehkan Indonesia
No comments:
Post a Comment