Pada suatu hari, ada dua orang sahabat lama di kampung
pesisir bertemu. Keduannya sudah bersahabat sejak masih berada di bangku
kanak-kanak. Saat masih kecil dulu mereka selalu bermain bersama dengan
anak-anak kampung lainnya. Seiring berjalannya waktu, saat mereka mulai
memasuki bangku SMA mereka menjalani hidupnya masing-masing; yang satu pergi
merantau ke kota dan melanjutkan pendidikan hingga menjadi profesor, sedangkan
yang lain tetap tinggal di kampungnya menjadi nelayan dan petani. Suatu hari
nelayan mengajak temannya, sang profesor memancing dengan perahu kecil di tengah
laut. Dalam perjalanan, mereka pun berbincang-bincang.
Baca juga:Aku Akan Tidur Atau Akan Mati
Baca juga: 10 Cara Sukses Dalam Islam
Baca juga:Aku Akan Tidur Atau Akan Mati
“Apa kamu bisa berbahasa Inggris?”
tanya sang profesor kepada Nelayan. Dengan malu-malu, Nelayan berterus terang
tidak bisa berbahasa Inggris karena hanya bersekolah sampai SMP dan kemudian
menjadi Nelayan.
Dengan sedikit sombong, Profesor itu berkata, “Rugi sekali kamu jika tidak bisa berbahasa Inggris. Dengan bahasa
Inggris, kau bisa belajar aneka ilmu, berkeliling dunia, merantau, dan menjadi
kaya raya. Bahkan, jika tidak bisa berbahasa Inggris, kamu sudah kehilangan 50%
hidupmu. Bagaimana dengan ilmu matematika?”
Dengan rasa malu yang makin besar, Nelayan menjawab, “Apalagi ilmu matematika, kamu kan tahu kalau sewaktu sekolah
dulu aku tidak menyukai pelajaran matematika.” Jawaban Nelayan membuat
Profesor makin besar kepala dan merasa
lebih dari sahabat lamanya.
Baca juga: JikaSoekarno Masih Memimpin, Tak Akan Ada Freeport Di Papua
Baca juga: JikaSoekarno Masih Memimpin, Tak Akan Ada Freeport Di Papua
Tiba-tiba cuaca berubah mendung. Ombak tinggi, hujan
lebat, bercampur angin kencang menerpa perahu kecil yang mereka tumpangi. Kondisi
ini membuat Profesor menjadi sangat ketakutan dan memegang erat-erat tepi
perahu. “Tenang kawan, ombak ini tidak akan
membinasakan kita. Ini biasa terjadi pada musim penghujan, sekarang ini,”
kata Nelayan menenangkan sahabatnya. Nelayan terus menenangkan Profesor agar
tidak takut. Menurut Nelayan, jika perahu dihempas ombak, mereka bisa berenang
beberapa ratus meter hingga sampai ke pantai. Mendengar kata-kata itu, Profesor
bertambah takut dan memeluk erat Nelayan.
“Justru itu, kamu kan tahu kalau
aku tidak bisa berenang. Karena tidak bisa berenang, aku takut jika perahu ini
terbalik dan ombak menghempaskan kita ditengah laut. Lalu aku akan mati tenggelam.”
Kata Profesor
Baca juga: Tentara Papua Nugini Menurunkan Bendera Merah Putih Di Kampung Rawa Biru,Merauke, Papua
Baca juga: Tentara Papua Nugini Menurunkan Bendera Merah Putih Di Kampung Rawa Biru,Merauke, Papua
Baca juga: Surat Untuk Penguasa Yang Zhalim
Tersenyum kecil, Nelayan itu berkata, “Ah, percuma kamu sekolah jauh-jauh ke kota hingga menjadi
Profesor tetapi masih tidak bisa berenang. Menurutmu tidak bisa berbahasa
Inggris dan matematika akan kehilangan 50% hidupmu, tapi jika sekarang kamu
tidak bisa berenang, kamu akan kehilangan 100% hidupmu.”
Kisah tersebut memberi pesan bahwa setiap orang memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karenanya kita tidak boleh sombong
terhadap kemampuan yang bisa kita lakukan dan sibuk memperolok-olok kekurangan
orang lain. Karena sesungguhnya, tanpa kamu sadari, kamu telah mengolok-olok
dirimu sendiri dengan apa yang kamu olok-olokkan itu. Maka itu hiasilah dunia
ini dengan hiduplah rendah hati serta ajarkanlah kemampuan itu kepada orang
lain. Betapa indahnya dunia ini jika para penghuninya saling peduli dan
mengasihi.
Baca juga: Dunia Yang Butuh Indonesia, Bukan Sebaliknya
Baca juga: Dunia Yang Butuh Indonesia, Bukan Sebaliknya
No comments:
Post a Comment