26 January 2016

KISAH BOCAH DAN CITA-CITANYA


Yusuf Adji Dewantara adalah seorang pengusaha yang sangat sukses. Dia memiliki berbagai macam bisnis mulai dari bisnis kuliner, jasa, dan konstruksi. Dia juga adalah seorang pengusaha yang sangat dermawan. Dia selalu menyisihkan 45% dari pendapatannya untuk program sosial.
Baca juga: JIWA KSATRIA MUSLIM
Saat ia masih sekolah dasar, ia dan temannya pernah diberi PR (pekerjaan rumah) dari Guru Bahasa Indonesianya untuk menulis mimpinya. Dengan sungguh-sungguh dan menjiwai ia menulis mimpinya dengan sangat detail, lengkap, plus gambarnya. Pada esok harinya ia lantas mengumpulkan PRya itu kepada sang Guru. Namun, sang Guru hanya memberikan nilai 5 untuk PR yang dikumpulkannya itu, nilai yang paling terendah diantara nilai semua temannya saat itu.
 Ketika Yusuf menanyakan alasan kenapa ia mendapatkan nilai tersebut, sang Guru menjawab bahwa mimpinya itu tidak realistis untuknya. Sang Guru juga menambahkan bahwa mimpinya itu adalah sesuatu hal yang aneh dan susah untuk diwujudkan serta menyarankan untuk Yusuf mengganti mimpinya itu. Mendengar jawaban dari sang Guru, Yusuf menjawab, “Anda boleh memberikan nilai 5 untuk PR saya, tetapi saya akan tetap teguh dalam memelihara dan akan berusaha dengan kerja keras demi mewujudkan mimpiku itu.
Baca juga: Konspirasi Yahudi Menyusup ke Indonesia
Baca juga: Inilah Sektor ABC Wilayah Udara RI Yang Dikuasai Oleh Singapura
Beberapa puluh tahun berikutnya, terjadi musibah terhadap sekolah itu. Sekolah itu roboh karena bangunan sekolah itu sudah berusia sangat tua. Sehingga membuat semua para siswanya untuk sementara ini diliburkan sekolah. Kepala Sekolah telah mengirimkan surat kepada pihak Dinas Pendidikan Daerah tentang masalah itu, agar sekolah yang baru dapat dibangun sehinnga para murid bisa bersekolah lagi. Namun sudah lebih setengah tahun surat itu dikirimkan, tetapi sampai saat ini belum mendapat balasan dari Dinas Pendidikan Daerah tentang masalah itu. Sehingga mengancam masa depan semua para siswanya.
Tanpa terduga, esok harinya sekolah itu dipenuhi dengan kesibukan rutinitas para pekerja bangunan. Yang sibuk hilir mudik membangun lagi sekolah yang runtuh itu. Dengan mulai dibangunnya sekolah itu lantas membuat para guru dan semua muridnya seolah mendapat angin segar tentang berakhirnya masalah yang selama ini dihadapi.
Setelah itu pihak sekolah memberikan surat lagi kepada Dinas Pendidikan Daerah,  yang berisikan ucapan terima kasih yang sangat mendalam karena telah mengirim bantuan dalam pembangunan gedung sekolah baru tersebut. Betapa kagetnya sang Kepala Sekolah setelah membaca isi surat balasan dari surat yang telah ia kirimkan 3 hari yang lalu, surat itu bertuliskan bantahan dari pihak Dinas Pendidikan Daerah bahwa mereka telah membantu pembangunan sekolah baru tersebut. Pihak Dinas Pendidikan Daerah malahan baru mengajukan permintaan pencairan dana bantuan pembangunan sekolah tersebut kepada Dinas Pendidikan Pusat. Spontan Kepala Sekolah mengutus para guru untuk menyelidiki sumber dana pembangunan sekolah tersebut.
Baca juga: Ingin Tahukah Kamu Apa Itu Sukses
Baca juga: Jimat Jendral Besar Soedirman
Sang Guru langsung menanyakan kepada Kepala Proyek Bangunan tersebut tentang siapa yang mengutus dia untuk melakukan pembangunan kembali sekolah itu. Lantas sang Kepala Proyek berkata kepada guru tersebut, “Maaf Bu, saya tidak tahu-menahu siapa Sang sumber dana tersebut. Saya hanya diberikan perintah dari atasan saya untuk membangun sekolah itu. Silahkan Ibu hubungi kantor saja.
Keesokan harinya guru itu pergi ke kantor konstruksi tersebut, setelah sampai disana ia langsung bertemu kepada Pimpinan Kantor Konstruksi tersebut dan betapa kagetnya bahwa pimpinan kantor tersebut adalah Yusuf bekas mantan muritnya dahulu. Sang Guru lantas menanyakan kepada Yusuf mengenai sumber dana pembangunan sekolahnya. Betapa kagetnya sang Guru bahwa Yusuflah sang Dermawan tersebut. Disana ia bercerita banyak dengan bekas gurunya itu.
Baca juga: LAPAN Ternyata Diam-Diam Pernah Merancang Pesawat Tempur Generasi Ke-5
Sang Guru berkata kepada Yusuf, “Maafkan saya ya nak, selama ini saya telah menjadi pencuri mimpi banyak anak-anak muridku. Namun betapa bersyukurnya aku, karena kamu mempunyai kekuatan untuk tidak mendengarkan perkataan burukku.
“Ternyata yusuf menuliskan PR mengenai impiannya yang berisi bahwa dia mempunyai mimpi untuk menjadi superhero agar dapat membantu orang-orang yang sedang mengalami kesusahan”

No comments:

Post a Comment