22 January 2016

KISAH BOCAH LUAR BIASA YANG BERAKHIR KADALUARSA

Ada sebuah bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Badrus. Ia memiliki keahlian dapat memperbaiki beragam peralatan elektronik yang rusak. Bocah itu mendapatkan keahlian tersebut dari kakeknya, karena kakeknya adalah seseorang yang ahli dalam memperbaiki peralatan-peralatan elektronik yang rusak. Sejak ia kecil Badrus diasuh oleh kakeknya di kota karena Badrus adalah seorang anak yatim yang hanya memiliki seorang ayah dan memiliki 5 orang saudara. Ayah Badrus adalah seorang petani miskin yang hanya bekerja menggarap sawah milik orang lain sehingga perekonomian keluarnya bisa dibilang sangat sulit. Sehingga sejak ia berusia 3 tahun sang kakek memutuskan untuk mengasuhnya, agar bertujuan untuk meringankan beban ayahnya sekalipun agar diharapkan dapat memperbaiki masa depannya dengan tinggal di kota.
Baca juga: Surat Untuk Penguasa Yang Zhalim
Baca juga: Aku Akan Tidur Atau Akan Mati
Saat sang kakek berkerja ia selalu mengajak Badrus untuk menemaninya. Selama ia sedang bekerja, ia sering memerintahkan Badrus untuk membantunya sembari belajar tentang cara memperbaiki alat-alat elektronik. Sang kakek dengan sabar selalu membimbing dan mengajarkan cara memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak kepada Badrus sambil menjelaskan nama benda-benda dan fungsinya tersebut. Selama mengikuti sang kakek bekerja, Badrus mulai terbiasa dan ia secara perlahan mulai dapat memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak sendiri. Sehingga Badrus mulai dapat membantu dan meringankan pekerjaan kakeknya untuk memperbaiki alat-alat elektronik yang rusak.
Baca juga: Jim Geovedi, Hacker Asal Indonesia Yang Ditakuti Dunia
Pada suatu hari sang kakek jatuh sakit sehingga ia tidak dapat berkerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Badrus berinisiatif menggantikan kakeknya bekerja memperbaiki alat-alat elektronik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta untuk membeli obat buat sang kakek. Selama sang kakek sakit, Badrus bekerja sangat keras demi kesembuhan sang kakek yang sangat ia sayangi. Tapi takdir berbicara lain, sang kakek akhirnya meninggal setelah jatuh sakit selama 12 hari. Badrus sangat terpukul saat itu, karena ia baru saja kehilangan seseorang yang sangat ia sayangi. Setelah sang kakek tiada, Ayah Badrus memutuskan untuk menjemput Badrus pulang ke rumahnya di kampung, karena selama ia berada di sana ia selalu terbayang wajah sang kakek yang malah selalu membuatnya tersedih karena besarnya rasa sayang Badrus kepada sang kakek.
Saat berada di rumah Badrus sering sekali memperbaiki peralatan-peralatan elektronik yang rusak di rumahnya. Sang ayah mengetahui kemampuan anaknya dan sering mengajak Badrus untuk berkeliling kampung memperbaiki peralatan-peralatan tetangga yang rusak. Ia mendapatkan sangat banyak sekali permintaan dari tetangganya untuk memperbaiki alat-alat elektronik mereka yang rusak. Dengan memperbaiki alat-alat elektronik tersebut Badrus mendapatkan upah dari tetangga yang lumayan besar. Upah yang lumayan cukup untuk biaya kehidupan sehari-hari keluarganya. Hari demi hari ia habiskan untuk berkeliling desa memperbaiki alat-alat elektronik tetangganya yang rusak. Kampung demi kampung ia jelajahi.
Baca juga: 10 Cara Sukses Dalam Islam
Baca juga: Tentara Papua Nugini Menurunkan Bendera Merah Putih Di Kampung RawaBiru, Merauke, Papua
Saat tiba di kampung sebelah, ia tiba-tiba dipanggil oleh seseorang yang sangat kaya untuk datang kerumahnya memperbaiki peralatan elektroniknya yang rusak. Orang kaya itu sangat kagum dengan kemampuan Badrus dalam memperbaiki alat-alat elektronik tersebut, orang kaya itu memberi saran kepada Ayah Badrus agar Badrus dapat disekolahkan untuk dapat menuntut ilmu yang lebih banyak lagi. Dengan begitu masa depan Badrus dapat lebih cerah lagi. Sayang, Ayah Badrus tidak mendengarkan saran orang kaya itu dan mengucapkan “Buat apa sekolah! Lebih baik bekerja seperti ini bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Baca juga: Intel Indonesia Lebih Hebat Dari Mossad Dan CIA Soal Menguntit
Baca juga: Pasukan Elite Kebanggaan Rakyat Indonesia
Semakin maju dan pesatnya perkembangan teknologi. Badrus mulai bingung, bagaimana cara memperbaiki peralatan-peralatan elektronik tersebut. Karena Badrus adalah seorang anak yang tak bersekolah sehingga ia mulai buta dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan dunia. Sehingga ia sering mengecewakan para pelanggannya karena tidak bisa memperbaiki alat-alat elektronik tersebut. Ayah Badrus mulai menyesal, karena dahulu ia tidak mau mendengarkan saran orang kaya tersebut. Karena usia Badrus sudah terlalu tua untuk memulai sekolah.
Kepandaian atau potensi sehebat apapun yang dimiliki saat ini, tidak akan berguna jika tidak mengalami pembelajaran atau pertumbuhan. Kepandaian atau potensi yang kita miliki pada masa lalu tidak dapat menjawab permaasalahan masa kini. Ilmu atau potensi diri harus selalu dikembangkan karena ilmu tidak akan pernah ada habisnya.
Baca juga: Dunia Yang Butuh Indonesia, Bukan Sebaliknya
Menurut Jhon C. Maxwell, kita menjadi muda hanya sekali saja, tetapi bisa tidak matang selamanya. Artinya, pertumbuhan ini tidaklah otomatis sedangkan hal yang otomatis adalah menjadi tua. Sesibuk apa pun kita hari ini, marilah terus belajar dan memperbarui kemampuan diri. Luangkan waktu untuk membaca buku walaupun sehari hanya dapat membaca satu lembar halaman buku saja.  

No comments:

Post a Comment