EFISIENSI BIAYA LOGISTIK SISTEM TRANSPORTASI INTERMODA
DISUSUN OLEH:
ROSIANTO AGUNG
PRABOWO
C.111.14.0121
YAYASAN ALUMNI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS TEKNIK / S1
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEMARANG
JL. SOEKARNO HATTA
SEMARANG
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................
I
DAFTAR ISI................................................................................................... II
BAB. 1
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar
Belakang.............................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................
3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................
3
BAB. 2
LANDASAN TEORI
............................................................................................... 4
A. Nilai guna tempat (Place Utility).............................................................. 5
B. Nilai guna
waktu (Time Utility)................................................................ 5
BAB. 3
PEMBAHASAN.........................................................................................................
6
A. Transportasi
Dan Distribusi Fisik ..............................................................
6
B. Lokasi
Dan Transportasi..............................................................................
9
C. Manajemen
Angkutan/Lalu Lintas (Traffic Management)..................... 9
D. Material
Handling Dan Transportasi.........................................................
10
E. Dokumen
Angkutan......................................................................................
11
BAB. 4
PENUTUP....................................................................................................................
13
Kesimpulan....................................................................................................
13
Saran...............................................................................................................
13
EFISIENSI BIAYA LOGISTIK SISTEM TRANSPORTASI INTERMODA
BAB I
PENDAHAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
memiki lebih dari 17.000 pulau dengan total wilayah 735.355 mil persegi.
Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara berpopulasi terbesar
di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai maka
akan sulit untuk menghubungkan seluruh daerah di kepulauan ini.
Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand)
akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka makro-ekonomi,
transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan
lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Harus diingat bahwa sistem
transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja pelayanan
transportasi sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan.
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang
peranan vitaldalam aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah
satu dengan daerah yang lain. Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih
mudah dan cepat bila sarana transportasi yang ada berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana untuk
mengintegrasikan berbagai wilayah di Indonesia. Melalui transportasi penduduk
antara wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi
yang rata maupun hasil pembangunan yang ada.
Skala ekonomi (economy of scale), lingkup ekonomi (economy of scope),
dan keterkaitan (interconnectedness) harus tetap menjadi pertimbangan dalam
pengembangan transportasi dalam kerangka desentralisasi dan otonomi daerah yang
kerap didengungkan akhir-akhir ini. Ada satu kata kunci ini disini, yaitu
integrasi, di mana berbagai pelayanan transportasi harus ditata sedemikian rupa
sehingga saling terintegrasi, misalnya truk pengangkut kontainer, kereta api
pengangkut barang, pelabuhan peti kemas, dan angkutan laut peti kemas, semuanya
harus terintegrasi dan memungkinkan sistem transfer yang terus menerus
(seamless).
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi
oleh sistem transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta
pelayanan pelabuhan dan bandara yang efisien. angkutan udara, darat, dan laut
harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan manajemen yang mampu
menunjang pembangunan nasional.
Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses
afiliasi budaya dimana ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah
menuju daerah lain maka orang tersebut akan menemui perbedaan budaya dalam
bingkai kemajemukan Indonesia. Disamping itu sudut pandang sosial juga
mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang terbentuk
juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan
transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan masif ketika mendekati
hari raya. Hal ini menunjukkan perwujudan sifat manusia yang memiliki tendesi
untuk kembali ke kampung halaman setelah lama tinggal di perantauan.
Pada umumnya perkembangan sarana transportasi di Indonesia berjalan
sedikit lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia
dan Singapura. Hal ini disebabkan oleh perbedaan regulasi pemerintah
masing-masing negara dalam menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan
dari Negara maju menganggap pembangunan transportasi merupakan bagian yang
integral dari pembangunan perekonomian. Pembangunan berbagai sarana dan
prasarana transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan
rel dapat menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup
besar, baik dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi
dan investasi dalam perekonomian lokal dan regional.
Sektor transportasi dikenal sebagai salah satu mata rantai jaringan
distribusi barang dan penumpang telah berkembang sangat dinamis serta berperan
didalam menunjang pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan
keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara
langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis.
Keberhasilan sektor transportasi dapat dilihat dari kemampuannya dalam
menunjang serta mendorong peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal,
stabilitas politik termasuk mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang
diindikasikan melalui berbagai indikator transportasi antara lain: kapasitas,
kualitas pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, beban publik dan utilisasi.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang
diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
Uraian umum mengenai pengertian dari transportasi.
2.
Transportasi juga merupakan tulang punggung dari perekonomian.
3.
Penjelasan tentang manajemen angkutan atau traffic management.
3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
• Untuk mengetaui secara umum tentang
karakteristik dari dunia transportasi secara keseluruhan terutama pada bagian
distribusi transportasi.
• Untuk menambah wawasan kita mengenai
perkembangan transportasi di Indonesiaa saat ini, terutama distribusi
transportasi.
• Sebagai tugas kelompok pada mata kuliah
“Ekonomi Transportasi”.
BAB II
LANDASAN
TEORI
Secara umum, transportasi dibedakan dalam
beberpa jenis yaitu:
• Transportasi udara
• Transportasi laut
• Transportasi darat
Menurut Abbas Salim (1993), transportasi
adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke
tempat lain. Dimana dalam transportasi terdapat dua unsur penting yaitu:
1.
Pemindahan/pergerakan.
2.
Secara fisik tempat dari barang (komoditi) dan penumpang ke tempat lain.
Dalam transportasi terdapat dua kategori
penting :
1.
Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat angkut
2.
Mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Rustian Kamaludin (1986), bahwa transportasi adalah mengangkut atau membawa
sesuatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu
merupakan suatu pergerakan pemindahan barang –barang atau orang dari suatu
tempat ke tempat yang lain.
Selain itu menurut Rustian Kamaludin
(1986), manfaat dari adanya transportasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Nilai guna
tempat (Place Utility)
Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi
atau nilai guna dari suatu barang atau komoditi yang diciptakan dan
mengangkutnya dari suatu tempat ke
tempat lainnya yang mempunyai nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau
daerah dimanabarang tersebut mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang
biasanya diukur dengan uang (interens of money)
2.
Nilai guna waktu (Time Utility)
Yaitu kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
menyediakan barang-barang, tidak hanya dimana mereka membutuhkan, tetapi dimana
mereka perlukan.
Transportasi diartikan sebagai pemindahan
barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, hal ini terlihat bahwa
:
1)
Adanya muatan yang diangkut.
2)
Tersedianya kendaraan sebagai alat angkut.
3)
Adanya jalan yang dapat dilalui
oleh alat angkut tersebut.
Pemindahan barang dan manusia dengan
angkutan adalah untuk bertujuan menaikkan atau menciptakan nilai ekonomi dari
suatu barang, dengan demikian pengangkutan dilakukan karena nilai suatu barang
lebih tinggi di tempat tujuan dari pada tempat asalnya.
BAB III
PEMBAHASAN
• TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI FISIK
1.
Transportasi Tulang Punggung Perekonomian
Pengertian Transportasi secara umum adalah Rangkaian kegiatan
memindahkan/ mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan
menggunakan salah satu moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi
darat, laut/ sungai maupun udara.
Rangkaian
kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai
transportasi (chain of transportation).
Tiap sektor disebut mata rantai (link) yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Kelancaran dan kecepatan arus transportasi ditentukan oleh mata
rantai yang terlemah dari rangkaian kegiatan transportasi tersebut, sampai pada
mata rantai yang terkuat.
Transportasi mempunyai peranan penting
bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar barangnya diangkut
sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan, dan
barang dalam kondisi baik.
Di Indonesia dikenal pula transportasi dalam arti mencakup sama dengan
pengertian distribusi dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 10 tahun
1988 tanggal 26 Februari 1988 tentang Jasa pengurusan Transportasi , pasal 1
berbunyi :
“yang dimaksud dengan jasa pengurusan transportasi (Freight Forwarding)
dalam keputusan ini adalah usaha yang ditunjukan untuk mewakili kepentingan
pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya
pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan udara
yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan,
penundaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan
dokumen, perhitungan biaya angkut, klaim, asuransi atas pengiriman barang serta
penyelesaian tagihan dan biaya biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang
barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya”
Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual
kepada pembeli dengan pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual
Beralih atau perpindahan barang dagangan
tersebut dapat terjadi melalui :
•
Dari gudang (stock) yang dimiliki penjual, menuju gudang/ tempat yang
ditunjukan oleh pembeli
•
Dari pabrik dimana barang tersebut diproduksi menuju gudang/ tempat yang
ditunjuk oleh pembeli
•
Dari gudang/ daerah pertanian atau perkebunan dimana barang (hasil
pertanian) tersebut dihasilkan
•
Dari lokasi pertambangan (barang tambang) menuju gudang/ tempat pabrik
dimana hasil tambang tersebut dibutuhkan jadi bahan baku
2.
Hinterland dan Intermoda Transportasi
Hinterland adalah daerah belakang suatu pelabuhan. Luas suatu hinterland
relatif dan tidak mengenal batas administratif suatu daerah, provinsi atau
batas suatu negara tergantung kepada ada atau tidaknya pelabuhan yang
berdekatan dengan daerah tersebut.
Intermoda Transportasi adalah Pengangkutan
barang atau penumpang dari tempat asal sampai ketempat tujuan dengan
menggunakan lebih dari satu moda transport tanpa terputus dalam arti biaya,
pengurusan adminisratif, dokumentasi dan adanya satu pihak yang bertanggung
jawab sebagai pengangkut.
Pelayanan intermoda transportasi disebut pula pelayanan dari pintu ke
pintu (door to door service).
Ada 3 aspek yang perlu diperhatikan dalam hal intermoda transportasi,
yaitu :
1. Aspek teknis
Secara
teknis harus ada hubungan tiap moda dengan fasilitas yang digunakan untuk menangani
jenis barang atau kemasan yang dibawa.
2. Aspek dokumentasi/file
Hanya ada satu macam dokumen
pengangkutan yaitu yang dikeluarkan oleh yang bertindak sebagai pengangkut
3. Aspek tanggung jawab (liability)
Dalam pelaksanaan intermoda
transportasion hanya satu pihak yang bertanggung jawab terhadap
terselenggaranya transportasi.
Dari segi nasional ada beberapa faktor
yang harus diciptakan agar intermoda transportation
ini berhasil mencapai tujuannya :
1.
Prasarana dan sarana transportasi dan komunikasi yang baik, dari/ke
hinterland.
2.
Peraturan perundang undangan yang mendukung yang menyangkut dokumen
pengangkutan, prosedur bea cukai,
pertanggungan jawab pengangkutan (liability) termasuk terminal operator
liability.
3.
Keserasian hubungan antarmoda baik secara teknis maupun sistem operasi.
4.
Tersedianya informasi yang akurat tentang kegiatan transportasi.
• LOKASI DAN TRANSPORTASI
Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi penentuan lokasi industri/ pabrik adalah
tersedianya jasa pengangkutan. Transportasi merupakan faktor yang penting
diperhatikan, karena aktifitas pengangkutan meliputi mengangkut memindahkan
sampai ketempat tujuan yang membutuhkan biaya pula.
Sebaiknya pabrik/ industri didirikan di daerah yang mempunyai fasilitas pengangkutan
tersedianya jalan jalan kendaraan ke pabrik, dekat dengan stasiun kereta api
atau pelabuhan sehingga pabrik tersebut mudah dihubungi.
Dalam analisis lebih lanjut untuk
menentukan lokasi industri/ pabrik, sebagai patokan utama ialah biaya transportasi.
Penentuan lokasi perusahaan dapat ditempatkan pada lokasi yaitu :
1.
Terpusat pada sumber bahan baku
2.
Dipusatkan dekat pasar
3.
Ditempatkan pada sumber daya manusia
4.
Penempatan dimana saja, setiap lokasi sama yang disebut junction yaitu
jarak antara ketempat sumber bahan baku pasar dan SDM sama.
• MANAJEMEN ANGKUTAN/LALU LINTAS (TRAFFIC
MANAGEMENT)
Traffic dapat didefinisikan
pengangkutan penumpang dan muatan dengan alat angkutan dari suatu tempat ke
tempat lain.
Angkutan penumpang (passanger traffic) angkutan penumpang dapat dilihat
dari beberapa segi yaitu :
a.
Pengangkutan penumpang antarkota dengan kendaraan.
b.
Alat pengangkutan yang digunakan adalah bus, mobil, sedan, angkutan kereta
api, angkutan menggunakan kapal laut dan pengangkutan dengan pesawat udara.
c.
Selain itu pengangkutan penumpang penyebaran secara geografis yaitu
transmigrasi, angkutan turis dalam negri dan luar negeri ke daerah daerah.
Angkutan muatan (barang), jumlah muatan yang di angkut untuk antar kota
menggunakan berbagai bagai jenis moda transportasi antara lain menggunakan
kereta api, truk, container (sistem peti kemas) kapal dan tongkang yang ditarik
oleh tugboat.
Barang barang umum yang diangkut dalam jumlah besar atau partai kecil.
Distribusi pengangkutan barang barang berbeda menurut volume yang diangkut,
pengiriman barang dalam jumlah besar maupun kecil, jarak, berat dari muatan
yang diangkut pun berbeda.
Untuk pengangkutan domestik dan
perdagangan internasional ada pola tertentu yang digunakan untuk lalu lintas
muatan (barang). Arus barang dan lembaga penyalur komoditi yang dimanfaatkan
dalam rangka pengiriman barang melalui pengangkutan perlu di analisis mengenai
lalu lintas muatan (traffic).
Analisis traffic
Tujuan dari analisis traffic ini adalah :
a.
Untuk menentukan tempat pemasaran dan pemanfaatan angkutan yang
tersedia.
b.
Bahan pertimbangan untuk pelayanan, bagi sumber pendapatan dan tarif
angkutan.
c.
Menentukan pengaruh dari persaingan sempurna, dalam mengangkut barang
barang serta pertimbangan untuk penentuan
tarif jasa angkutan.
d.
Untuk mengembangkan pasar baru serta penemuan sumber sumber bahan
baku.
• MATERIAL HANDLING DAN TRANSPORTASI
Pengertian material handling merupakan kegiatan
mengangkat, mengangkut, dan
meletakkan bahan bahan dan barang barang dengan menggunakan alat transportasi.
Dalam material handling yang harus
diperhatikan adalah peralatan (alat angkut) yang digunakan alat mekanis atau
nin mekanis. Tujuan utama dari material handling ialah memindahkan barang dari
satu titik ke titik lain dengan biaya minimum tanpa ada pengulangan (delay)
untuk pengangkutan tersebut
Adapun jenis alat material handling yang
digunakan terdiri dari :
1. Ban berjalan (conveyor), dipakai dalam
pabrik untuk proses produksi.
2. Derek (crane)
3. Forklift
4. Kereta Api
5. Truk
6. Container (transtanier)
7. chasis/Trailer
8. Top Loader
Sejalan dengan kemajuan teknologi angkutan dewasa ini untuk pengiriman
barang banyak digunakan peti kemas (container) terutama pelayanan.
• DOKUMEN ANGKUTAN
Dalam pengiriman barang dibutuhkan
beberapa dokumen dalam pengangkutan
yang disebut transportation ducuments.
Dibawah ini diberikan beberapa contoh
dokumen dalam transportasi
1.
Dokumen pengiriman barang
Suatu perusahaan ekspedisi yang
melaksanakan pengiriman barang menggunakan shipment documents sebagai bukti
bagi penerima barang nantinya, bahwa barang barang tersebut telah diangkut oleh
perusahaan ekspedisi.
2.
Surat muatan (Bill of Lading)
Di dalam bill of lading diadakan kontrak barang
barang yang diangkut, hal mana
sipengirim barang akan menyerahkan kepada sipenerima atas dasar perjanjian yang
telah dibuat.
Ada pun tujuan daripada bill of lading
ialah :
a. Sipenerima akan menerima barang dalam
kondisi baik.
b.
Pengangkutan berdasar isi kontrak yang telah dibuat.
c.
Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam perjanjian.
3. Dokumen
bagi manajemen
Ada beberapa jenis manajemen dokumen yaitu
:
a. Kontrak
Dalam kontrak dijelaskan jangka waktu, dan
asal/tujuan pengiriman barang.
b. Tarif
Untuk angkutan harus jelas tarif yang
dihitung untuk pengangkutan tersebut.
c. Polis asuransi
Selama dalam perjalanan barang barang yang
diangkut diasuransikan terdiri dari :
• Asuransi atas kerugian barang
• Asuransi atas kerusakan barang barang
d.
Biaya biaya/cost
Dalam pengangkutan yang diperhitungkan
adalah biaya uang tambang.
e.
Cif (cost insurance and freight)
Selama dalam pengangkutan yang
diperhitungkan adalah biaya, asuransi dan uang
tambang.
f. Franco gudang artinya si pengirim/si
penjual barang hanya bertanggung jawab atas barang sampai masuk ke dalam gudang.
g. Manifest yaitu surat muatan yang dibawa
oleh nahkoda kapal memuat seluruh barang barang
dan penumpang yang diangkut.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan
turunan (derived demand) akibat
aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya.
2. Sarana transportasi yang ada di darat,
laut, maupun udara memegang peranan vital dalam aspek sosial ekonomi melalui
fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
3. Kebanyakan dari negara maju menganggap
pembangunan transportasi merupakan bagian yang integral dari pembangunan
perekonomian. Ada baiknya pemerintah memperhatikan hal tersebut.
B. SARAN
1. Untuk memajukan transportasi berbagai
moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian besar pada pembangunan
infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak
kalah penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan
infrastruktur-infrastruktur tersebut.
2. Selain membangun berbagai infrastruktur
trasnportasi, pemerintah kiranya perlu untuk selalu menyediakan transportasi
yang murah dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil/pinffiran,
misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk menurunkan harga BBM, memberikan
subsidi, melakukan pengawasan ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan
sebagainya.